Situ Aul

8 Juni 2014

Secara administratif, Situ Aul berada di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Cukup sulit untuk menemukan informasi detail mengenai Situ Aul, baik berupa litelatur, maupun keterangan teknisnya. Untuk mencapai Situ Aul patokan yang paling mudah adalah Sumur Produksi Geothermal Wayang-Windu yang jalan masuknya searah dengan Village

Wayang-Windu di Desa Margamukti. Patokan ke-2 adalah pabrik teh Kertamanah di Desa Margamukti. Apabila patokan kita adalah Pabrik Teh Kertamanah, maka untuk menuju Situ Aul bila dari arah Pangalengan adalah terus mengikuti jalan menuju Village Wayang-Windu. Tetapi bila masuk dari daerah Kertasari, maka di pertigaan yang tepat berada di depan mess, ambil jalan yang menuju mess yang otomatis bertolak belakang dengan jalan yang menuju pabrik teh Kertamanah. Setelah melewati Village Wayang-Windu ambil jalan menuju Kampung Cibitung hingga ke sumur produksi tepat di kaki Gunung Gambungsedaningsih dan Datar Anjing. Berikut pilihan akses menuju Situ Aul:

Ciparay – Pacet –Kertasari- Situ Cisanti Perkebunan Teh Kertasari – Perkebunan Teh Malabar – Desa Wanasuka – Perkebunan Teh Malabar – Situ Cicoledas – Desa Sukaratu – Desa Margamukti – Perkebunan Teh Kertamanah – Village Wayang-Windu – Kampung Cibitung – Sumur Produksi Wayang Windu – Situ Aul

Pangalengan – Perkebunan Teh Kertamanah – Desa Margamukti – Pabrik Teh Kertamanah – Village Wayang Windu – Kampung Cibitung – Sumur produksi – Wayang Windu – Situ Aul

Lokasi Situ Aul yang sedikit tersembunyi dan jauh dari objek wisata manapun, menjadikannya cukup sulit ditemukan dan masih jarang yang tau keberadaannya kecuali masyarakat yang tinggal di sekitar Pangalengan dan Kertasari. Situ Aul berada pada ketinggian 2115 mdpl dan berada tepat di kaki Gunung Gambungsedaningsih (2885 mdpl).

Perjalanan kali ini dimulai dari Kecamatan Ciparay menuju Kecamatan Kertasari. Rute ini merupakan rute yang sama apabila akan menuju Situ Cisanti. Tepat sebelum memasuki areal objek wisata Situ Cisanti, sebenarnya ada jalan potong yang nantinya akan langsung tembus di dekat Situ Aul, hanya saja kondisi jalannya merupakan jalan perkerasan batu dan apabila hujan akan menjadi lumpur. Berhubung kali ini kami hanya fokus untuk mencari Situ Aul, maka kami memutuskan untuk mengambil rute utama, yaitu melewati Situ Cisanti, Perkebunan teh Kertasari, Desa Citawa, Desa Wanasuka hingga ke Situ Aul. Kondisi jalannya, masih sama seperti perjalanan kami ke Situ Cisanti pada bulan Januari 2014 lalu. Kondisi jalan yang sangat baik akan kita temui mulai dari pintu masuk objek wisata Situ Cisanti hingga batas perkebunan teh Kertasari dengan Desa Wanasuka dan Desa Citawa. Yang membedakan adalah kondisi jalan dari Desa Wanasuka hingga Situ Cicoledas yang jauh lebih jelek dari sebelumnya. Kondisi jalan akan sedikit membaik ketika mendekati persimpangan yang menuju ke objek wisata air panas Cibolang dengan yang mengarah ke Pintu Gerbang PTPN VII.

Apabila menggunakan jaluur dari Situ Cisanti, maka, tepat setelah melewati Situ Cicoledas, maka ambil jalan ke kiri. Setelah Situ Cicoledas, ada pertigaan tanpa papan penunjuk arah yang cukup besar. Kondisi jalan setelah mengambil arah menjauh dari jalan utama akan cukup rusak. Jalan yang dilalui merupai jalan perkebunan dengan perkerasan batu. Sepanjang jalan tidak akan ditemui permukiman penduduk. Jalur ini juga merupakan jalur pipa geothermal Wayang-Windu serta beberapa sumur produksi. Permukiman penduduk terdekat adalah Desa Margamukti yang berjarak sekitar 10 Km dari pertigaan Situ Cicoledas. Jalur ini juga merupakan jalur bersepeda di kawasan perkebunan Malabar. Bila sudah menjelang sore hari, sebaiknya tidak melewati jalur ini, terlebih lagi seorang diri karena tingkat kriminalitas di daerah ini masih cukup tinggi. Kondisi jalan yang rusak, tidak ada penerangan, jauh dari permukiman penduduk, areal sekitar hanya berupa perkebunan teh dan jalur pipa geothermal, ditambah faktor kabut tebal dan curah hujan yang cukup tinggi di areal ini akan cukup menyulitkan apabila terjadi hal yang darurat.

Sepanjang jalan dari Situ Cicoledas hingga Desa Margamukti akan cukup banyak persimpangan jalan, baik yang menuju permukiman penduduk atau menuju sumur-sumur geothermal. Kondisi jalan akan kembali menjadi aspal yang masih mulus ketika memasuki Desa Margamukti. Tidak terlalu banyak medan yang berat serta tikungan tajam, jalannya hanya sedikit berkelok-kelok. Pemandangan didominasi oleh hamparan perbukitan perkebunan teh dan juga pipa-pipa geothermal. Setelah sampai di pertigaan Village Wayang Windu – Desa Margamukti – Pabrik teh Kertamanah, ambil jalan menuju Village Wayang Windu, ikuti jalan hingga jalannya mentok, kemudian ikuti jalan yang sedikit berbelok kearah kanan menuju jejeran perbukitan. Kondisi jalan dari Village Wayang Windu hingga ke sumur produksi yang dekat dengan Situ Aul. Kondisi jalan di sini cukup baik dengan a aspal yang masih mulus. Tidak jauh setelah melewat Village Wayang Windu, jalan akan kembali menysuri pipa geothermal di sisi kanan sementara di sisi kiri jalan adalah lahan pertanian penduduk sekaligus pemandangan Kota Pangalengan lengkap dengan Situ Cileunca dan Situ Panunjang.

Situ Aul by Dya Iganov
Situ Aul

Kondisi jalan setelah Village Wayang Windu akan sedikit menanjak dengan lebar jalan yang cukup luas, tidak terlalu banyak tikungan tajam, pemandangan ke arah Pangalengan akan sangat jelas. Dinding tebing Gunung Wayang, Windu, dan Bukit Bedil pun akan tampak dengan jelas di sisi lain dari jalan ini. Lokasi Situ Aul dan juga jalan menuju Situ Aul memang memutari Gunung Wayang, Gunung Windu, dan Bukit Bedil apabila datang dari arah Situ Cisanti. Situ Cisanti merupakan mata air dari Sungai Citarum yang berada di kaki Gunung Wayang. Lokasi dan rute menuju Situ Aul tidak terlalu sulit, bahkan kondisi jalannya pun sudah sangat baik tetapi tidak semua warga mengetahui keberadaan Situ Aul. Warga Desa Margamukti dan karyawan Star Energi mungkin sudah mengetahui lokasi Situ Aul, tetapi di luar desa tersebut, seperti di Desa Wanasuka, Desa Sukaratu, Desa Tarumajaya dan sekitarnya hanya sedikit yang mengetahui keberadaan Situ Aul.

Patokan terakhir untuk menuju Situ Aul adalah sumur produksi geothermal Wayang Windu yang berada di kaki Gunung Gambungsedaningsih. Lokasi pos ini berada tepat di ujung jalan yang juga merupakan jalan buntu. Kendaraan dapat di parkir dan dititipkan di depan gerbang masuk sumur produksi. Untuk mencapai Situ Aul, kita hanya tinggal mengikuti jalan setapak tepat di samping kanan gerbang sumur dan hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk sampai di ujung situ. Beberapa warga di daerah ini ada juga yang menyebut Situ Aul dengan Danau Aul. Jalur trekking dari gerbang sumur produksi menuju Situ Aul merupakan jalur ladang penduduk yang sudah cukup jelas, tetapi karena memang jarang sekali dikunjungi oleh orang, jalur di ujung ladang dengan tepian Situ Aul sedikit tertutup dan hanya terlihat saluran air dengan kondisi yang cukup baik. Rumput dan semak belukar di areal ini dapat setinggi orang dewasa dan ada beberapa bagian yang tidak rata, sehingga harus berhati-hati melangkah agar tidak masuk ke dalam parit kecil saluran air menuju ladang di samping Situ Aul.

Air di Situ Aul berwarna tosca apabila dilihat dari kejauhan bila sedikit mendung dan akan berwarna biru terang pada saat terik. Pepohonan di sekeliling Situ Aul, terutama yang langsung menuju ke Gunung Gambungsedaningsih sebagian besarnya ditumbuhi lumut. Hal ini menandakan bahwa sinar matahari jarang menmbus areal tersebut. Ketika kabut turun, sinar matahari menghilang, maka suasana mistis akan tercipta di areal sekitar Situ Aul. Suasana tersebut didukung dengan keadaan di sekitar danau yang memang sangat sepi, hampir tidak ada orang karena hanya berupa ladang dan jauh dari permukiman. Terkadang, suara dari sumur produksi yang disalurkan ke dalam pipa-piap geothermal mengeluarkan suara yang tidak biasa terdengar dibiaskan oleh angin. Di samping suasana mistis dan cerita-cerita mitos lainnya, suasana di Situ Aul sangat cocok bagi yang mencari lokasi untuk objek wisata yang masih sangat alami dan masih sepi.

Perjalanan pulang kali ini kami memilih untuk mengikuti rute menuju Pangalengan. Dari Situ Aul, ikuti jalan menuju Village Wayang Windu kemudian ambil jalan menuju pabrik teh Kertamanah tepat di pertigaan di depan Village Wayang Windu. Jarak dari pertigaan Village Wayang Windu menuju pabrikteh Kertamanah tidak terlalu jauh dan tidak terlalu sulit. Jalannya sudah cukup lebar, datar, kondisi aspal masih sangat baik, berada di antara permukiman penduduk, terdapat lampu penerangan jalan meskipun merupakan bagian dari lampu halaman rumah penduduk. Meskipun sudah cukup lengkap, tetapi bila menjelang sore hari, suasananya akan sangat sepi. Jalan menuju Pangalengan cukup mudah, hanya tinggal mengikuti jalan utama dengan kondisi aspal yang sangat baik. Berdasarkan papan keterangan yang berada di gerbang masuk perkebunan Kertamanah, jarak dari gerbang menuju pabrik teh Kertamanah kurang lebih 8 Km. Kondisi jalan sepanjang 8 Km dapat dikatakan sangat baik, medan jalan dan tikungan yang tidak terlalu berat, pemandangan perkebunan teh Kertamanah dengan latar belakang jalur pipa geothermal Wayang-Windu, bentuk dan susunan tanaman di areal perkebunan yang menciptkan bentuk abstrak yang cukup unik, deretan gunung-gunung di Selatan Kabupaten Bandung seperti Gunung Gambungsedaningsih, Bukit Bedil, Gunung Windu, Gunung Wayang, Gunung Papandayan dan Gunung Kendang di kejauhan menjadi suguhan pemandangan yang akan dilihat hingga keluar dari areal perkebunan.

Jalur melalui areal perkebunan Kertamanah ini merupakan jalur cepat, karena alternatif lainnya yaitu kembali ke Situ Cicoledas melalui Desa Sukaratu kemudian mengikuti jalur utama Pangalengan-Ciparay-Majalaya melalui pintu perkebunan PTPN VIII Kebun Malabar dan kemudian dilanjutkan melalui Pasar Pangalengan. Posisi pertigaan perkebunan Kertamanah terletak sebelum bundaran Pangalengan (apabila datang dari arah Banjaran) dengan papan penunjuk areal PTPN VIII Kebun Kertamanah terpampang jelas di pinggir jalan.

CATATAN PERJALANAN

Rute Pergi

Bandung – Desa Sapan – Kecamatan Majalaya – Kecamatan Ciparay – Kecamatan Pacet – Desa Cibeureum – Kecamatan Kertasari – Desa Tarumajaya – Situ Cisanti – Perkebunan teh Kertasari – Desa Citawa – Desa Santosa – Pabrik teh Kertasari – Desa Wanasuka – Pabrik teh Malabar – Pertigaan Objek Wisata Cibolang – Situ Cicoledas – Desa Sukaratu – Desa Margamukti –Kampung Cibitung – Sumur produksi Star Energy – Situ Aul

Rute Pulang

Situ Aul – Sumur produksi Star Energy – Kampung Cibitung – Desa Margamukti – Pabrik Teh Kertamanah – Perkebunan Kertamanah – Kecamatan Pangalengan – Desa Cimaung – Kecamatan Banjaran – Kecamatan Baleendah – Bandung

Waktu Tempuh

08.00 – 10.00 Bandung – Pacet

10.00-11.00 Pacet – Situ Cisanti

11.00-13.00 Situ Cisanti – Village Wayang Windu

13.00-13.30 Village Wayang Windu – Situ Aul

13.30-15.30 Situ Aul

15.30-17.00 Perkebunan Kertamanah

17.00-17.30 Perkebunan Kertamanah – Pangalengan

17.30-19.00 Pangalengan – Banjaran

19.00-20.30 Banjaran – Bandung.